Setiap kita hanyalah pengemban amanah (lihat posting sebelumnya TITIPAN)...ada banyak titipan yang diamanahkan baik sudah terjadi maupun yang belum terjadi...masalahnya sekarang adalah bagaimana mensikapinya...bukan hal mudah meskipun tampaknya biasa saja...
Pada dasarnya bicara sikap atas setiap titipan ada 3 yaitu:
1. Titipan yang belum terjadi
2. Titipan yang sedang berlangsung dan
3. Titipan yang ditarik kembali
Atas setiap titipan yang belum terjadi...sebaiknya kita selalu meminta kepada ALLAH...dalam hadits Qudsi (diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari) dikatakan sebagian:
"Wahai hamba-Ku, Kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan....."(riwayat Muslim)
Jangan pernah menyerah dan terus mempersiapkan diri untuk menerima Titipan tersebut. Misalnya jika yang diharapkan adalah titipan berupa karier maka asahlah dengan banyak belajar ilmu manajemen...Hal ini sama seperti orang yang membersihkan halaman agar siap ditanam...dan saat sang raja datang melihat kerja para tawanan...diharapkan sang Raja memberi titipan tanaman karena ladang telah siap dan permintaan telah diterima...
Namun ada kalanya permintaan ini belum terkabul meskipun semua syarat telah dijalankan...sebaiknya jangan kita berkecil hati apalagi sampai mengurungkan niat...karena bisa jadi Allah sayang dengan kita...coba bayangkan kalo setiap titipan diamanahkan kepada kita...maka berapa banyak pertanggungjawaban kita diakhirat...misalnya kalau kita diamanahkan rezeki yang banyak dan melimpah...maka akan ada pertanyaan: dari mana harta itu kau dapatkan?...dan kaugunakan untuk apa semua harta itu?...pertanyaan ini tidak akan muncul bagi kaum fakir miskin tentunya...dan akibatnya peluang masuk kerajaan ALLAH semakin besar...mengingat berkurangnya pertanggungjawaban dan sekaligus menjadi percepatan proses menuju surga-Nya.
Allah menitipkan sesuatu kepada kita...tentunya dengan harapan kita mampu menjaga titipan tersebut...dan sebagai manusia beradab selayaknyalah kita ucapkan terima kasih...perlu diketahui beberapa titipan ternyata bersifat hidup meskipun tampaknya benda mati bagi kita...dan untuk setiap yang hidup perlu dipelihara sebagai layaknya mahluk hidup...misalkan saja rejeki harta benda...bisa jadi ini hidup dimata ALLAH...sebaiknya kita pelihara dengan selalu memangkas sebagian agar tumbuh subur dan rapih dengan jalan sedekah..pertanyaannya: Bagaimana bersedekah untuk titipan berupa manusia seperti istri dan anak?...menarik ungkapan Rasullullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari: ~ "Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bershodaqoh? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan shodaqoh, setiap takbir merupakan shodaqoh, setiap tahlil merupakan shodaqoh, a'mar ma'ruf nahyi munkar merupakan shodaqoh dan setiap kemaluan kalian adalah shodaqoh. Mereka bertanya. Ya rasulullah apakah berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya?..Beliau bersabda, Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan haram, bukankah baginya dosa? Demikian halnya jika hal tersebut diletakan pada jalan halal maka baginya pahala"~
Setiap titipan pasti akan diambil kembali oleh yang memberi...ada titipan berupa harta benda, karir atau jabatan...sewaktu-waktu bisa saja diambil dengan jalan yang tak diduga-duga...saat itu pasti sebagai manusia normal akan gundah gulana...beberapa akan bertanya apa yang salah sehingga ALLAH mencabut amanah-Nya...jika kebetulan kita tahu apa yang salah maka kita tinggal perbaiki diri dan bermohon ampunan kepada ALLAH...namun jika kita tak jua menemukan titik kesalahan kita...maka kita harus meyakini bahwa pemberian Titipan adalah hak prerogatif ALLAH yang tak dapat diganggu gugat...dengan atau tanpa syarat atau alasan...tak ada alasan selama ini kita berbuat baik, selama ini kita berdoa dan ibadah tanpa putus atau pun selama ini kita bekerja keras dan cerdas...namun ALLAH punya hak untuk mengasihi siapapun yang dikehendakinya...termasuk dalam hal memberi titipan...jadi tetaplah tenang karena yang terpenting adalah prosesnya sedangkan hasilnya Allah yang berkuasa.
Pada dasarnya bicara sikap atas setiap titipan ada 3 yaitu:
1. Titipan yang belum terjadi
2. Titipan yang sedang berlangsung dan
3. Titipan yang ditarik kembali
Atas setiap titipan yang belum terjadi...sebaiknya kita selalu meminta kepada ALLAH...dalam hadits Qudsi (diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari) dikatakan sebagian:
"Wahai hamba-Ku, Kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan....."(riwayat Muslim)
Jangan pernah menyerah dan terus mempersiapkan diri untuk menerima Titipan tersebut. Misalnya jika yang diharapkan adalah titipan berupa karier maka asahlah dengan banyak belajar ilmu manajemen...Hal ini sama seperti orang yang membersihkan halaman agar siap ditanam...dan saat sang raja datang melihat kerja para tawanan...diharapkan sang Raja memberi titipan tanaman karena ladang telah siap dan permintaan telah diterima...
Namun ada kalanya permintaan ini belum terkabul meskipun semua syarat telah dijalankan...sebaiknya jangan kita berkecil hati apalagi sampai mengurungkan niat...karena bisa jadi Allah sayang dengan kita...coba bayangkan kalo setiap titipan diamanahkan kepada kita...maka berapa banyak pertanggungjawaban kita diakhirat...misalnya kalau kita diamanahkan rezeki yang banyak dan melimpah...maka akan ada pertanyaan: dari mana harta itu kau dapatkan?...dan kaugunakan untuk apa semua harta itu?...pertanyaan ini tidak akan muncul bagi kaum fakir miskin tentunya...dan akibatnya peluang masuk kerajaan ALLAH semakin besar...mengingat berkurangnya pertanggungjawaban dan sekaligus menjadi percepatan proses menuju surga-Nya.
Allah menitipkan sesuatu kepada kita...tentunya dengan harapan kita mampu menjaga titipan tersebut...dan sebagai manusia beradab selayaknyalah kita ucapkan terima kasih...perlu diketahui beberapa titipan ternyata bersifat hidup meskipun tampaknya benda mati bagi kita...dan untuk setiap yang hidup perlu dipelihara sebagai layaknya mahluk hidup...misalkan saja rejeki harta benda...bisa jadi ini hidup dimata ALLAH...sebaiknya kita pelihara dengan selalu memangkas sebagian agar tumbuh subur dan rapih dengan jalan sedekah..pertanyaannya: Bagaimana bersedekah untuk titipan berupa manusia seperti istri dan anak?...menarik ungkapan Rasullullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari: ~ "Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bershodaqoh? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan shodaqoh, setiap takbir merupakan shodaqoh, setiap tahlil merupakan shodaqoh, a'mar ma'ruf nahyi munkar merupakan shodaqoh dan setiap kemaluan kalian adalah shodaqoh. Mereka bertanya. Ya rasulullah apakah berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya?..Beliau bersabda, Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan haram, bukankah baginya dosa? Demikian halnya jika hal tersebut diletakan pada jalan halal maka baginya pahala"~
Setiap titipan pasti akan diambil kembali oleh yang memberi...ada titipan berupa harta benda, karir atau jabatan...sewaktu-waktu bisa saja diambil dengan jalan yang tak diduga-duga...saat itu pasti sebagai manusia normal akan gundah gulana...beberapa akan bertanya apa yang salah sehingga ALLAH mencabut amanah-Nya...jika kebetulan kita tahu apa yang salah maka kita tinggal perbaiki diri dan bermohon ampunan kepada ALLAH...namun jika kita tak jua menemukan titik kesalahan kita...maka kita harus meyakini bahwa pemberian Titipan adalah hak prerogatif ALLAH yang tak dapat diganggu gugat...dengan atau tanpa syarat atau alasan...tak ada alasan selama ini kita berbuat baik, selama ini kita berdoa dan ibadah tanpa putus atau pun selama ini kita bekerja keras dan cerdas...namun ALLAH punya hak untuk mengasihi siapapun yang dikehendakinya...termasuk dalam hal memberi titipan...jadi tetaplah tenang karena yang terpenting adalah prosesnya sedangkan hasilnya Allah yang berkuasa.
Terakhir mengutip Hadits yang diriwayatkan Abu Al Abbas abdullah bin Abbas Ra, Rasulullah bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara:"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu ada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakan kamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah ALLAH tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering" (HR Tirmidzi)